A. Informasi Geografis Tentang Maroko
الله، الوطن، الملك
المملكة المغربية
Al Mamlakah al Maghribīyah
(Allāh, al Waţan, al Malik = "Allah, Negara, Raja") |
||
-
|
||
-
|
||
-
|
- Dari Perancis
|
|
-
|
Total
|
446,550 km2 (56)
|
-
|
-
|
|
-
|
Perkiraan 2005
|
32.725.847 (35)
|
-
|
Sensus
-
|
-
|
-
|
73/km2 (96)
|
|
Perkiraan 2005
|
||
-
|
Total
|
US$129,2 miliar (53)
|
-
|
US$4.332 (112)
|
|
-
|
Musim panas (DST)
|
|
.ma
|
||
212
|
Letak Geografis :Kerajaan Maroko (bahasa Arab:
المملكة المغربية) adalah sebuah negara di barat laut Afrika yang
mempunyai garis pantai yang panjang dekat Samudra
Atlantik yang memanjang melewati Selat
Gibraltar hingga ke Laut Tengah.
Maroko menduduki Sahara Barat pada 1975, namun peristiwa
tersebut belum diakui secara global.[1]
Maroko itu adalah salah satu nama negara di benua Afrika, tepatnya di Afrika
bagian Utara. Nama resmi Maroko adalah Kerajaan Maroko. Negara Maroko
dikelilingi oleh Samudera Atlantik, laut Mediterania dan Selat Gibraltar.
B. Sejarah Maroko
Terdapat bukti arkeologi
yang kuat bahwa Maroko pernah dihuni oleh manusia zaman batu. Mereka
meninggalkan banyak jejak atas kehadiran mereka. Sekitar 2.000 tahun sebelum
Masehi, bangsa Berber tiba di daerah itu dan bermukim disana.[2] Bangsa Funisia tampil di
daerah itu sekitar abad ke-11 Masehi, yaitu ketika mereka mendirikan beberapa
pos dagang di pantai Laut Tengah. Kemudian bangsa kartigania mendirikan pusat
perdagangan di wilayah pantai Maroko di Laut Tengah dan Atlantik. Setelah
terjadi serangkaian peperangan bersejarah, bangsa kartigania akhirnya
dilengserkan oleh bangsa Romawi. Dari abad ke-1 sebelum Masehi sampai abad ke-5
Masehi lahan itu menjadi sebuah propinsi Romawi. Sampai hari ini reruntuhan
Romawi masih dapat dilihat di bagian utara Maroko. Selama abad ke-2 dan ke-3
Masehi, Volubilis yang terletak di kaki bukit
Zerhoun, dahulu adalah sebuah kota Romawi yang berjaya. Namun kini semua
yang tersisa dari kerajaan Romawi itu hanyalah beberapa gapura dan tiang batu.
Pada abad pertengahan abad
ke-7 kaum Muslimin Arab menyerang dari Timur. Sebagian kecil dari angkatan
perang Arab ini bermukim di Maroko. Namun, penyerangan Arab berikutnya pun
terjadi dan di awal abad ke-8 orang Arab itu menduduki wilayah itu. Bangsa
Berber tetap mempertahankan jatidiri mereka selama penyerbuan itu meskipun
akhirnya menerima agama Islam. Orang
Berber kemudian bergabung dengan angkatan perang Arab dalam menakalukan
sebagian Spanyol, yang pertama kali mereka serang pada tahun 711. Menjelang
akhir abad- ke-8, idris, mendirikan kota Fez yang dahulunya kota Romawi dan
yang menjadi terkenal sebagai pusat agama dan kebudayaan Islam. Dan kemudian
membentuk kerajaan Idris dan wilayah kekuasaannya adalah Maroko.
Selanjutanya, Maroko
dikuasai oleh dinasti Murabbitun dengan Ibu kotanya Marrakech. Setelah
kekuasaan Murabbitun jatuh, Maroko menjadi wilayah kekuasaan dinasti Muwahhidun
(1121-1269). Setelah jatuhnya al-Muwahhidun, Maroko dikuasai oleh dinasti
Marrin. (akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-14). Selanjutnya, negeri ini
dikuasai berbagai penguasa, yaitu tahun 1666 Syarifiyah Alawiyah, tahun 1844
Abdul Qadir al-Jaziry, dan tahun 1873-1894 Sultan Hasan I. Pada tahun
1894-1908, Maroko beralih ketangan Abdul Aziz bib Hasan, yang atas
permintaannya, Perancis melakukan infiltrasi pada tahun 1901-1904.[3] Penggantinya, Abdul Hafiz,
karena terjadinya pemberontakan rakyat Maroko, meminta bantuan militer,
ekonomi, dan politik kepada Perancis dengan melepaskan kemerdekaan politiknya.
Tanggal 30 Maret 1912, ditandatangani suatu persetujuan bahwa Maroko menjadi
negara protektorat Perancis.[4] era protektorat, dari
tahun 1912-1956 merupakan penghinaan
bagi rakyat Maroko, tetapi juga sebaliknya menjadikan negeri itu ke dalam dunia
modern.
Selanjutnya, penguasa
Perancis dibawa Jendral Marshal Lyautey, menngontrol para suku, mengintimidasi
mereka secara militer mengambil lahan-lahan pertanian, dan mengancam untuk membuat mereka kelaparan. Penguasa Perancis
juga mengontrol para elit agama. Perancis terhadap orang Berber kebijakan
penguasa Perancis, diarahkan untuk mendapatkan dukungan mereka bagi kekuasaan
perancis. Penguasa memandang orang Bar-bar sebagai kelompok non Arab yang dapat
dipidahkan dari penduduk Maroko secara Umum, dan bersekutu dengan pemerintah
Perancis.[5] Untuk mewujudkan kebijakan
tersebut, pengauasa Perancis mengambil lanhkah-langkah yang diperlukan.
Dekrit Bar-bar tahun 1930
mengusahakan untuk mendirikan pengadilan Barbar yang didasarkan hukum adat
tetapi kelompok Bar-bar sendiri bersikap menentang kepada kebijakan penguasa
Perancis dan menuntut penetapan hukum syariah. Dalam bidang ekonomi pun,
kebijakan yang diambil penguasa Perancis kurang menguntungkan penduduk. Banyak
lahan-lahan pertanian pribumi yang dijual kepada mereka terutama orang-orang
Eropa. Penguasa Perancis banyak mengelola pertanian. Sementara itu, pribumi
hanya diperbolehkan mengelola pertanian yang kurang prospektif dang
menguntungkan.
Kondisi sosial politik
Maroko dibawah protektorat Perancis telah memberikan dampak negatif yang cukup besar terutama dalam bidang
struktur sosial politik penduduk Maroko. Kekuasaan kepala suku dan gerakan
keagamaan, karena adanya birokrat,
berkurang dan bahkan hilang. Satu penentangan yang cukup kuat datang dari
gerakan reformasi keagamaan. Sekitar tahun 1925-1926, kelompok-kelompok politis
mulai terbentuk dikalangan pendidik dan pelajar. Pada tahun 1927 satu asosiasi
pelajar Muslim Afrika Utara lahir. Pada tahun 1943 berdirilah Partai Istiqlal,
yang dibentuk oleh al-Faz, pemimpin kelompok nasionalis dan al-Wazzani,
pemimpin gerakan rakyat dan langsung menggalang dukungan masa untuk kemerdekaan
Maroko.[6] Setelah perang dunia ke-2,
kepemimpinan oposisi Maroko berpindah dari tangan gerakan reformis ke Partai Istiqlal
yang mendukung usaha Sultan Muhammad. Setelah bernegosiasi dengan penguasa
Perancis, akhirnya penguasa Perancis dan Sultan menerima menandatangani kemerdekaan
Maroko pada tahun 1956, sehingga Maroko merdeka pada tanggal 2 Maret 1956. Pada
tahun 1957 Mohammad V memakai gelar raja. Ia memerintah sampai wafatnya sampai
pada tahun 1961 dan digantikan oleh putranya Hasan II.
C. Penduduk
Selain penduduk zaman batu
dari masa purba, bangsa Berber adalah orang yang pertama bermukim di Maroko.
Mereka tetap bertahan terhadap perang dan penaklukan, serta jarang yang
meninggalkan kepercayaan dasar dan jalan hidup mereka. Pada abad ke-7 penakluk
Arab berbaur dengan bangsa Berber. Tidak berselang lama, dari abad ke-12 sampai
ke-15 bangsa Arab Badui memasukkan bahasa mereka dan agama Islam ke pedalaman
Maroko.
Sebagian besar penduduk
Maroko adalah Muslim. Islam merupakan agama resmi negara, tetapai kebebasan
beragama dijamin oleh negara.
D. Ekonomi
Meskipun industri Maroko
tumbuh dengan cepat, negeri ini masih mengutamakan pertanian. Kira-kira ¾
jumlah penduduk mengolah tanah. Sebagian petani mengunakan metode dan teknik
modern, tetapi lebih banyak lagi yang tetap menggunakan kebiasaan lama yang
dahulu. Daerah tersubur negeri ini adalah propinsi Casablanca. 90% lahan yang
telah diolah ditanami dengan tanaman biji-bijian. Gandum paling banyak diproduksi.
Jewawut dan jagung juga merupakan bagian hasil yang penting yang cukup penting.
Sejumlah orang Maroko juga terlibat dalam peternakan hewan, seperti biri-biri,
sapi, kedelai, kuda, dan bagal.
E. Pendidikan
Maroko merdeka dari Perancis pada tahun
1956 dan sejak itu Pemerintah
Maroko telah memulai untuk melaksanakan reformasi menyeluruh dalam pendidikan
dan pelatihan kejuruan teknis. Meskipun tantangan ekonomi yang dihadapi di
tahun 1990-an dan awal 2000, pemerintah terus meningkatkan upaya bersama untuk
lanskap pendidikan secara keseluruhan. Pada 2006, pengeluaran untuk pendidikan
sebagai persentase dari PDB adalah 5,5 persen, lebih tinggi dari pengeluaran
pendidikan sebagai persen dari PDB untuk negara-negara Arab, seperti, Oman,
Kuwait dan Mesir.[7]
Sejak awal 2000-an tingkat partisipasi
kasar telah terus meningkat untuk semua jenjang pendidikan. Tingkat kelulusan
pada tingkat SD telah meningkat dari 57,8 pada tahun 2004-61,7 persen pada
tahun 2006.[8]
Meskipun perbaikan ini, sistem pendidikan Maroko kebutuhan untuk mengatasi
kesenjangan gender di semua tingkat, putus sekolah yang tinggi dan tingkat
pengulangan terutama pada tingkat primer dan sekunder, dan meningkatkan tekanan
pada pendidikan yang lebih tinggi untuk menyerap peningkatan jumlah Maroko graduates.Throughout
sekunder, tingkat buta huruf perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Mereka
mencapai 83 persen di daerah pedesaan, bahkan 90 persen di beberapa komunitas. Maroko
menempati peringkat 130 dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ini memiliki
tingkat melek huruf dewasa dari 52 persen pada tahun 2004.
F. INDUSTRI
Meskipun industri tidak
sepenting pertanian, pertambangan Maroko menyediakan kerja bagi rakyat,
penghasilan bagi pemilik, dan pajak bagi negara. Tambang fosfat di Kouribga dan
Youssoufia, terkenal hampir di seluruh Afrika. Belum banyak minyak yang ditemukan, tetapi pabrik
penyulingan di Mohemmedia mengolah minyak mentah. Selain itu batu bara, besi,
timbel, seng, kobalt, dan mangan melengkapi sumber bagi industri mineral di
Maroko. Maroko juga memiliki pabrik tekstil, semen, dan cat. Perikanan juga
telah menjadi industri yang penting yang memberi kerja kepada beribu-ribu
orang.
KESIMPULAN
Dari beberapa penjelaskan
yang dipaparkan oleh pemakalah pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil
kesimpulan bahwasannya Maroko sama seperti pembahasan negara-negara sebelumnya
juga termasuk negara berkembang, yang mencoba memperbaiki internal Maroko sendiri
untuk menjadi lebih baik lagi setelah kemerdekaan yang dicapainya dari
Perancis. Pengembangan yang dilakukan meliputi bidang perekonomian yang
mengandalkan dari hasil pertanian dan peternakan, dengan sistem yang lebih
modern. Pada bidang pendidikan, Maroko mencoba untuk meningkatkan pendidikannya
agar tingkat buta huruf dapat turun sehingga menghasilkan Sumber Daya Manusia
yang lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Sedangkan pada bidang industri, Maroko
lebih menekankan pada perusahaan tekstil, semen, cat dan pertambangan. Walaupun
demikian bidang industri ini bukanlah sumber perekonomian yang utama bagi Maroko,
bisa dikatakan pula bidang industri ini sebagai pelengkap dari sumber devisa
negara.
Apabila dilihat dari segi
sejarahnya, Maroko tidak berbeda dengan negara aljazair, libya ataupun negara-negara Magribi lainya. Kelompok
manusia yang menghuni pertama kali adalah suku ber-ber meskipun Maroko pernah
dihuni oleh manusia zaman batu, dan Selain itu maroko juga merupakan negara bekas
jajahan Perancis. tetapi meskipun Maroko adalah bekas jajahan Perancis, Maroko
dahulunya merupakan wilayah kekuasaan dinasti Idrisiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam.
Jakarta: PT Ichtiyar BaruVan Hoeve, 1997.
Kandu, Amirullah. Ensiklopedi Dunia Islam. Bandung: CV
Putaka Setia, 2010.
Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian Ketiga.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000.
Maryam, Siti. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga
Modern: Yogyakarta: LESFI, 2009.
Zartman, William. Negara
dan Bangsa. Jakarta: Glorier International bekerjasama dengan Widyadara,
1988.
http://id.wikipedia.org/wiki/Maroko/diunduh
tanggal 16 Nopember 2010
http://indonesian.anriintern.com/news/education-in-morocco/diunduh
tanggal 6 Desember 2010
[2] Wiliiam
Zartman. Negara dan Bangsa. (Jakarta: Glorier International bekerjasama
dengan Widyadara, 1988), hal. 68
[3] Dewan
Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam. (Jakarta: PT Ichtiyar
BaruVan Hoeve, 1997), hal. 167
[4] Amirullah.
Ensiklopedi Dunia Islam. (Bandung: CV Putaka Setia, 2010), hal. 452
[5]Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian Ketiga.
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 240
[6] Maryam, Siti. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga
Modern: (Yogyakarta: LESFI, 2009), hal. 247
[7]
http://indonesian.anriintern.com/news/education-in-morocco/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar