Senin, 22 Oktober 2012

maroko


A.   Informasi Geografis Tentang Maroko
الله، الوطن، الملك
المملكة المغربية
Al Mamlakah al Maghribīyah
 


(Allāh, al Waţan, al Malik = "Allah, Negara, Raja")


-
-
-
- Dari Perancis
-
Total
446,550 km2 (56)
-
Air (%)
-
-
Perkiraan 2005
32.725.847 (35)
-
-
-
73/km2 (96)
PDB (KKB)
Perkiraan 2005
-
Total
US$129,2 miliar (53)
-
US$4.332 (112)
WET (UTC0)
-
Musim panas (DST)
WEST (UTC+1)
.ma
212

Letak Geografis :Kerajaan Maroko (bahasa Arab: المملكة المغربية) adalah sebuah negara di barat laut Afrika yang mempunyai garis pantai yang panjang dekat Samudra Atlantik yang memanjang melewati Selat Gibraltar hingga ke Laut Tengah. Maroko menduduki Sahara Barat pada 1975, namun peristiwa tersebut belum diakui secara global.[1] Maroko itu adalah salah satu nama negara di benua Afrika, tepatnya di Afrika bagian Utara. Nama resmi Maroko adalah Kerajaan Maroko. Negara Maroko dikelilingi oleh Samudera Atlantik, laut Mediterania dan Selat Gibraltar.
B.   Sejarah Maroko
Terdapat bukti arkeologi yang kuat bahwa Maroko pernah dihuni oleh manusia zaman batu. Mereka meninggalkan banyak jejak atas kehadiran mereka. Sekitar 2.000 tahun sebelum Masehi, bangsa Berber tiba di daerah itu dan bermukim disana.[2] Bangsa Funisia tampil di daerah itu sekitar abad ke-11 Masehi, yaitu ketika mereka mendirikan beberapa pos dagang di pantai Laut Tengah. Kemudian bangsa kartigania mendirikan pusat perdagangan di wilayah pantai Maroko di Laut Tengah dan Atlantik. Setelah terjadi serangkaian peperangan bersejarah, bangsa kartigania akhirnya dilengserkan oleh bangsa Romawi. Dari abad ke-1 sebelum Masehi sampai abad ke-5 Masehi lahan itu menjadi sebuah propinsi Romawi. Sampai hari ini reruntuhan Romawi masih dapat dilihat di bagian utara Maroko. Selama abad ke-2 dan ke-3 Masehi, Volubilis yang terletak di kaki bukit  Zerhoun, dahulu adalah sebuah kota Romawi yang berjaya. Namun kini semua yang tersisa dari kerajaan Romawi itu hanyalah beberapa gapura dan tiang batu.
Pada abad pertengahan abad ke-7 kaum Muslimin Arab menyerang dari Timur. Sebagian kecil dari angkatan perang Arab ini bermukim di Maroko. Namun, penyerangan Arab berikutnya pun terjadi dan di awal abad ke-8 orang Arab itu menduduki wilayah itu. Bangsa Berber tetap mempertahankan jatidiri mereka selama penyerbuan itu meskipun akhirnya menerima agama Islam.  Orang Berber kemudian bergabung dengan angkatan perang Arab dalam menakalukan sebagian Spanyol, yang pertama kali mereka serang pada tahun 711. Menjelang akhir abad- ke-8, idris, mendirikan kota Fez yang dahulunya kota Romawi dan yang menjadi terkenal sebagai pusat agama dan kebudayaan Islam. Dan kemudian membentuk kerajaan Idris dan wilayah kekuasaannya adalah Maroko.
Selanjutanya, Maroko dikuasai oleh dinasti Murabbitun dengan Ibu kotanya Marrakech. Setelah kekuasaan Murabbitun jatuh, Maroko menjadi wilayah kekuasaan dinasti Muwahhidun (1121-1269). Setelah jatuhnya al-Muwahhidun, Maroko dikuasai oleh dinasti Marrin. (akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-14). Selanjutnya, negeri ini dikuasai berbagai penguasa, yaitu tahun 1666 Syarifiyah Alawiyah, tahun 1844 Abdul Qadir al-Jaziry, dan tahun 1873-1894 Sultan Hasan I. Pada tahun 1894-1908, Maroko beralih ketangan Abdul Aziz bib Hasan, yang atas permintaannya, Perancis melakukan infiltrasi pada tahun 1901-1904.[3] Penggantinya, Abdul Hafiz, karena terjadinya pemberontakan rakyat Maroko, meminta bantuan militer, ekonomi, dan politik kepada Perancis dengan melepaskan kemerdekaan politiknya. Tanggal 30 Maret 1912, ditandatangani suatu persetujuan bahwa Maroko menjadi negara protektorat Perancis.[4] era protektorat, dari tahun  1912-1956 merupakan penghinaan bagi rakyat Maroko, tetapi juga sebaliknya menjadikan negeri itu ke dalam dunia modern.   
Selanjutnya, penguasa Perancis dibawa Jendral Marshal Lyautey, menngontrol para suku, mengintimidasi mereka secara militer mengambil lahan-lahan pertanian, dan mengancam untuk  membuat mereka kelaparan. Penguasa Perancis juga mengontrol para elit agama. Perancis terhadap orang Berber kebijakan penguasa Perancis, diarahkan untuk mendapatkan dukungan mereka bagi kekuasaan perancis. Penguasa memandang orang Bar-bar sebagai kelompok non Arab yang dapat dipidahkan dari penduduk Maroko secara Umum, dan bersekutu dengan pemerintah Perancis.[5] Untuk mewujudkan kebijakan tersebut, pengauasa Perancis mengambil lanhkah-langkah yang diperlukan.
Dekrit Bar-bar tahun 1930 mengusahakan untuk mendirikan pengadilan Barbar yang didasarkan hukum adat tetapi kelompok Bar-bar sendiri bersikap menentang kepada kebijakan penguasa Perancis dan menuntut penetapan hukum syariah. Dalam bidang ekonomi pun, kebijakan yang diambil penguasa Perancis kurang menguntungkan penduduk. Banyak lahan-lahan pertanian pribumi yang dijual kepada mereka terutama orang-orang Eropa. Penguasa Perancis banyak mengelola pertanian. Sementara itu, pribumi hanya diperbolehkan mengelola pertanian yang kurang prospektif dang menguntungkan.
Kondisi sosial politik Maroko dibawah protektorat Perancis telah memberikan dampak negatif  yang cukup besar terutama dalam bidang struktur sosial politik penduduk Maroko. Kekuasaan kepala suku dan gerakan keagamaan, karena  adanya birokrat, berkurang dan bahkan hilang. Satu penentangan yang cukup kuat datang dari gerakan reformasi keagamaan. Sekitar tahun 1925-1926, kelompok-kelompok politis mulai terbentuk dikalangan pendidik dan pelajar. Pada tahun 1927 satu asosiasi pelajar Muslim Afrika Utara lahir. Pada tahun 1943 berdirilah Partai Istiqlal, yang dibentuk oleh al-Faz, pemimpin kelompok nasionalis dan al-Wazzani, pemimpin gerakan rakyat dan langsung menggalang dukungan masa untuk kemerdekaan Maroko.[6] Setelah perang dunia ke-2, kepemimpinan oposisi Maroko berpindah dari tangan gerakan reformis ke Partai Istiqlal yang mendukung usaha Sultan Muhammad. Setelah bernegosiasi dengan penguasa Perancis, akhirnya penguasa Perancis dan Sultan menerima menandatangani kemerdekaan Maroko pada tahun 1956, sehingga Maroko merdeka pada tanggal 2 Maret 1956. Pada tahun 1957 Mohammad V memakai gelar raja. Ia memerintah sampai wafatnya sampai pada tahun 1961 dan digantikan oleh putranya Hasan II.  
C.   Penduduk
Selain penduduk zaman batu dari masa purba, bangsa Berber adalah orang yang pertama bermukim di Maroko. Mereka tetap bertahan terhadap perang dan penaklukan, serta jarang yang meninggalkan kepercayaan dasar dan jalan hidup mereka. Pada abad ke-7 penakluk Arab berbaur dengan bangsa Berber. Tidak berselang lama, dari abad ke-12 sampai ke-15 bangsa Arab Badui memasukkan bahasa mereka dan agama Islam ke pedalaman Maroko.
Sebagian besar penduduk Maroko adalah Muslim. Islam merupakan agama resmi negara, tetapai kebebasan beragama dijamin oleh negara.
D.   Ekonomi
Meskipun industri Maroko tumbuh dengan cepat, negeri ini masih mengutamakan pertanian. Kira-kira ¾ jumlah penduduk mengolah tanah. Sebagian petani mengunakan metode dan teknik modern, tetapi lebih banyak lagi yang tetap menggunakan kebiasaan lama yang dahulu. Daerah tersubur negeri ini adalah propinsi Casablanca. 90% lahan yang telah diolah ditanami dengan tanaman biji-bijian. Gandum paling banyak diproduksi. Jewawut dan jagung juga merupakan bagian hasil yang penting yang cukup penting. Sejumlah orang Maroko juga terlibat dalam peternakan hewan, seperti biri-biri, sapi, kedelai, kuda, dan bagal.
E.   Pendidikan
Maroko merdeka dari Perancis pada tahun 1956 dan sejak itu Pemerintah Maroko telah memulai untuk melaksanakan reformasi menyeluruh dalam pendidikan dan pelatihan kejuruan teknis. Meskipun tantangan ekonomi yang dihadapi di tahun 1990-an dan awal 2000, pemerintah terus meningkatkan upaya bersama untuk lanskap pendidikan secara keseluruhan. Pada 2006, pengeluaran untuk pendidikan sebagai persentase dari PDB adalah 5,5 persen, lebih tinggi dari pengeluaran pendidikan sebagai persen dari PDB untuk negara-negara Arab, seperti, Oman, Kuwait dan Mesir.[7]
Sejak awal 2000-an tingkat partisipasi kasar telah terus meningkat untuk semua jenjang pendidikan. Tingkat kelulusan pada tingkat SD telah meningkat dari 57,8 pada tahun 2004-61,7 persen pada tahun 2006.[8] Meskipun perbaikan ini, sistem pendidikan Maroko kebutuhan untuk mengatasi kesenjangan gender di semua tingkat, putus sekolah yang tinggi dan tingkat pengulangan terutama pada tingkat primer dan sekunder, dan meningkatkan tekanan pada pendidikan yang lebih tinggi untuk menyerap peningkatan jumlah Maroko graduates.Throughout sekunder, tingkat buta huruf perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Mereka mencapai 83 persen di daerah pedesaan, bahkan 90 persen di beberapa komunitas. Maroko menempati peringkat 130 dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ini memiliki tingkat melek huruf dewasa dari 52 persen pada tahun 2004.
F.    INDUSTRI
Meskipun industri tidak sepenting pertanian, pertambangan Maroko menyediakan kerja bagi rakyat, penghasilan bagi pemilik, dan pajak bagi negara. Tambang fosfat di Kouribga dan Youssoufia, terkenal hampir di seluruh Afrika. Belum banyak  minyak yang ditemukan, tetapi pabrik penyulingan di Mohemmedia mengolah minyak mentah. Selain itu batu bara, besi, timbel, seng, kobalt, dan mangan melengkapi sumber bagi industri mineral di Maroko. Maroko juga memiliki pabrik tekstil, semen, dan cat. Perikanan juga telah menjadi industri yang penting yang memberi kerja kepada beribu-ribu orang.


KESIMPULAN
Dari beberapa penjelaskan yang dipaparkan oleh pemakalah pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwasannya Maroko sama seperti pembahasan negara-negara sebelumnya juga termasuk negara berkembang, yang mencoba memperbaiki internal Maroko sendiri untuk menjadi lebih baik lagi setelah kemerdekaan yang dicapainya dari Perancis. Pengembangan yang dilakukan meliputi bidang perekonomian yang mengandalkan dari hasil pertanian dan peternakan, dengan sistem yang lebih modern. Pada bidang pendidikan, Maroko mencoba untuk meningkatkan pendidikannya agar tingkat buta huruf dapat turun sehingga menghasilkan Sumber Daya Manusia yang lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Sedangkan pada bidang industri, Maroko lebih menekankan pada perusahaan tekstil, semen, cat dan pertambangan. Walaupun demikian bidang industri ini bukanlah sumber perekonomian yang utama bagi Maroko, bisa dikatakan pula bidang industri ini sebagai pelengkap dari sumber devisa negara.
Apabila dilihat dari segi sejarahnya, Maroko tidak berbeda dengan negara aljazair, libya ataupun  negara-negara Magribi lainya. Kelompok manusia yang menghuni pertama kali adalah suku ber-ber meskipun Maroko pernah dihuni oleh manusia zaman batu, dan  Selain itu maroko juga merupakan negara bekas jajahan Perancis. tetapi meskipun Maroko adalah bekas jajahan Perancis, Maroko dahulunya merupakan wilayah kekuasaan dinasti Idrisiyah.



DAFTAR PUSTAKA

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiyar BaruVan Hoeve, 1997.
Kandu, Amirullah. Ensiklopedi Dunia Islam. Bandung: CV Putaka Setia, 2010.
Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000.
Maryam, Siti. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern: Yogyakarta: LESFI, 2009.
Zartman, William. Negara dan Bangsa. Jakarta: Glorier International bekerjasama dengan Widyadara, 1988.


[2] Wiliiam Zartman. Negara dan Bangsa. (Jakarta: Glorier International bekerjasama dengan Widyadara, 1988), hal. 68
[3] Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam. (Jakarta: PT Ichtiyar BaruVan Hoeve, 1997), hal. 167
[4] Amirullah. Ensiklopedi Dunia Islam. (Bandung: CV Putaka Setia, 2010), hal. 452
[5]Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian Ketiga. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 240
[6] Maryam, Siti. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern: (Yogyakarta: LESFI, 2009), hal. 247
[7] http://indonesian.anriintern.com/news/education-in-morocco/
[8] Ibid.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar